Now Hiring: Are you a driven and motivated 1st Line IT Support Engineer?

+62 819 0819 2860
admin@jarvis.biz.id
CEO Building Fl 15
Jl. Simatupang No.18C, RT.13/RW.5, Cilandak Tim., Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12560, Indonesia
8:00AM - 6:00PM
Monday to Saturday
Online 24/7
+62 819 0819 2860
Kotlin vs. Flutter

Kotlin vs. Flutter

By Admin
at 2025-02-21 15:54:22, last updated: 2025-02-21 15:54:22

Dalam pengembangan aplikasi berbasis mobile, terdapat banyak sekali pilihan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh pengembang. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba dalam membuat framework dan bahasa pemrograman mereka masing-masing. Nah, dalam pembuatan aplikasi mobile sendiri terdapat dua metode paling populer dan paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis IT, yaitu cross platform apps dan native apps.

Saat ini terdapat dua framework mobile cross platform paling populer dan paling banyak digunakan, yakni Flutter yang menggunakan bahasa pemrograman Dart dari Google, dan React Native yang menggunakan bahasa scripting Javascript dari Facebook. Untuk native apps, yang paling populer di iOS adalah Swift dan Objective-C, sedangkan yang paling populer di Android adalah Java dan Kotlin.

Dari beberapa pilihan di atas, pengembang baru akan kebingungan dalam memilih teknologi apa yang akan mereka pelajari di awal. Oleh karena itu, kita akan menarik satu teknologi paling populer dari tiap metode, yakni Kotlin dan Flutter, untuk dibandingkan, agar pengembang dapat memilih dengan lebih mudah teknologi apa yang sesuai dengan nya. Namun, sebelum kita bandingkan kedua teknologi tersebut, kita akan terlebih dahulu membahas sedikit hal mengenai teknologi-teknologi tersebut.

Kotlin

Kotlin adalah bahasa pemrograman general-purpose yang dikembangkan oleh JetBrains pada tahun 2010, dan resmi dirilis pada tahun 2016 secara open source. Karena terinspirasi dari bahasa-bahasa pendahulu nya, Kotlin menjadi bahasa pemrograman yang tidak terlalu rumit dan mudah dipelajari.

Berjalan pada platform Java Virtual Machine (JVM), membuat Kotlin menjadi kompatibel dengan Java. Pengembang yang dulu nya menggunakan Java sebagai bahasa nya, dapat dengan mudah berpindah ke Kotlin tanpa harus merombak ulang codebase nya. Menggunakan compiler LLVM juga menjadikan kotlin dapat di-compile ke dalam bentuk JavaScript.

Selain itu, Kotlin juga memiliki fitur Kotlin Multiplatform yang membuatnya menjadi bahasa pemrograman yang powerful. Dengan Kotlin Multiplatform ini lah Kotlin dapat mencakup semua machine dengan satu codebase. Kotlin dapat berjalan pada Android, iOS, dan Front-end tanpa mengurangi performa dari native language.

Flutter

Flutter adalah Mobile App SDK open source yang dkembangkan dan dirilis oleh Google pada tahun 2017. Dengan menggunakan Flutter, pengembang dapat membangun aplikasi untuk Android, MacOS, Linux, dan IOS menggunakan satu codebase bahasa pemrograman Dart. Dengan begitu, pengembang tidak perlu susah payah merombak, bahkan menggunakan dua atau lebih bahasa pemrograman ketika ingin mengembangkan aplikasi di platform-platform tersebut.

Flutter sendiri memiliki fitur Hot Reload yang sangat membantu pengembang. Dengan Hot Reload, pengembang dapat langsung melihat perubahan yang terjadi pada aplikasi buatannya saat ia tengah mengembangkan aplikasi tersebut. Hal ini tentu akan memudahkan pengembang dalam memperbaiki bug, menata UI, hingga bereksperimen dengan aplikasi buatannya.

Karena memang merupakan SDK yang berfokus pada UI, Flutter menyediakan berbagai widget indah yang siap pakai. Dengan begitu, pengembang akan dimudahkan dalam membuat tampilan aplikasi nya menjadi lebih cantik dan friendly.

Perbandingan

Dari penjelasan singkat di atas, kita akan menarik beberapa kesimpulan mengenai perbandingan kedua teknologi tersebut. Dengan begitu, pengembang dapat mengetahui teknologi mana yang cocok dengan diri dan keadaan nya saat ini.

Mari kita mulai dari kurva pembelajaran. Kurva pembelajaran kotlin dapat dikatakan jauh lebih mudah dibandingkan Flutter. Bahkan Google pun menyediakan course yang cukup detail mengenai Kotlin. Namun, saat ini dalam penggunaan nya, Kotlin lebih difokuskan kepada ekstensi nya, yakni Kotlin Multiplatform. Dan Kotlin Multiplatform ini masih cukup sulit dicari dokumentasi dan course nya. Berbeda dengan Flutter yang saat ini tengah memanas diantara para pengembang, sehingga banyak sekali course dan dokumentasi yang ada, bahkan di Indonesia.

Jika kita berbicara mengenai performa, jelas Kotlin lebih unggul. Hal ini dikarenakan Kotlin merupakan native apps, sehingga performa yang diberikan dapat terbilang sangat baik. Berjalan dan bekerja lebih cepat, lebih stabil, dan memiliki compatibility issues yang terbilang lebih sedikit dibanding cross platform apps. Selain itu, size apps yang dihasilkan pun jauh lebih ringan dibandingkan cross platform apps. Namun, Flutter yang sebuah cross platform apps memiliki fitur yang terbilang sangat membantu dalam pengembangan, yakni Hot Reload. Hal ini tentu akan mempercepat proses pengembangan, yang akan sangat berguna bagi pengembang.

User Experience merupakan poin penting dalam pengembangan, karena bersentuhan langsung dengan penggunaDalam hal ini, Flutter membebaskan pengembang untuk mengkreasikan dan mengkustomisasi widget yang ada, sehingga menjadi lebih beragam dan terasa baru. Sedangkan Kotlin dapat dengan mudah membuat aplikasi yang efisien dan smooth tanpa ada masalah sama sekali, sehingga nyaman digunakan pengguna.

Sebagai pengembang dan pencari kerja, tentu hal yang sangat kita perhatikan adalah popularitas dari teknologi tersebut. Lebih baik mempelajari sesuatu yang banyak digemari orang kan, dibanding sesuatu yang asing dan tidak begitu digunakan. Nah, pada StackOverFlow, dapat kita lihat bahwa Flutter memiliki total 100,941 pertanyaan belum lama ini, sedangkan Kotlin memiliki 62,655 pertanyaan. Dapat dipastikan bahwa perkembangan popularitas Flutter kian menaik. Namun, di Indonesia sendiri, penggunaan Flutter dan Kotlin pun masih terbilang sama. Pada hasil pencarian LinkedIn, terdapat 250 permintaan pekerjaan terkait Flutter, dan 273 permintaan terkait Kotlin. Dengan begini, dapat dikatakan bahwa popularitas Kotlin dan Flutter di Indonesia tidak jauh berbeda

Kesimpulan

Dari hal-hal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Flutter dan Kotlin memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Flutter memiliki keunggulan dari segi fitur dan widget yang sangat berguna untuk pengembang, sedangkan Kotlin memiliki keunggulan dari segi performa dan stabilitas dari segi pengguna. Kedua nya mudah dipelajari dan mudah diketik(concise). Popularitas kedua nya pun saat ini masih tidak berbeda jauh, terutama di Indonesia. Sehingga, daripada membandingkan mana yang lebih baik dari kedua nya, lebih baik melihat mana yang lebih cocok untuk diri kita saat ini.

Kotlin merupakan pilihan yang cocok jika pengembang ingin mengembangkan aplikasi kompleks dan digunakan dalam cakupan yang besar, seperti aplikasi pemerintah. Hal ini dikarenakan stabilitas dan performa yang diberikan oleh native apps jauh lebih baik dibandingkan cross platform apps. Selain itu Kotlin juga merupakan piliihan yang tepat jika ingin melanjutkan pengembangan aplikasi yang awalnya menggunakan codebase Java.

Sedangkan Flutter merupakan pilihan yang tepat jika kita ingin membuat sebuah aplikasi yang tidak begitu berat dan low-cost. Selain itu, jika kita seorang pengembang tanpa tim, kita pun dapat dengan nyaman membuat aplikasi dan bereksperimen, karena fitur Hot Reload yang disediakan.

Back to Blog List